Minggu, 24 Maret 2013

Lingkungan Hidup Untuk Masa Depan


Lingkungan Bersih untuk Masa Depan

Kehidupan manusia didunia tidak dapat berpisah dengan lingkungannya. Lingkungan itu sendiri terdiri dari lingkungan terhadap alam maupun lingkungan terhadap manusia sendiri atau sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya lingkungan terlebih lingkungan terhadap alam. Lingkungan terhadap alam itu sendiri dapat memberika kita berbagaimacam manfaat baik itu untuk tubuh kita sendiri tapi juga dapat menyebabkan penyakit bagi tubuh kita. Lingkungan dapat diartikan dengan segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seperti yang telah tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1997, yang berbunyi “lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”. Oleh karena itu kita sebagai makhluk hidup yang paling pintar semestinya dapat menjaga kebersihan lingkungan yang terdapat disekitar kita.
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang terjaga dan terawat kebersihannya, langkah awal bagi kita secara pribadi itu menjaga lingkungan yaitu dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, karena sampah yang menumpuk akan menyebabkan banjir serta menumbuhkan bibit penyakit yang akhirnya dampaknya akan kita rasakan juga. Masalah banjir belum lama ini kita pasti mendengar kata-kata “Jakarta Tenggelam”, apa yang menyebabkan Jakarta bisa tenggelam, itu karena ulah manusia sendiri jangan kita salahkan alam atau tuhan. Manusia yang membuat masalah dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara terus menerus tanpa adanya penanaman kembali, itu lah yang menyebabkan Jakarta teredam dan penyakit menyebarluas.
Manusia sangat berperan penting dalam menentukan kelestarian lingkungan. Manusia yang merupakan makhluk ciptaan tuhan yang sempurna, pintar, cerdas yang dapat membuat apa saja sesuai dengan jaman yang telah berubah ini. Tetapi seringkali manusia tidak memikir tentang masa depan yang akan dihadapinya atau dihadapi oleh kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang telah dilakukan oleh manusia yang membawa dampak buruk terhadap kelestarian lingkungan.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1.      Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
2.      Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3.      Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
4.      Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
5.      Perburuan liar yang menyebabkan satwa-satwa dihutan punah.
6.      Merusak hutan bakau yang memicu terjadinya abrasi laut.
7.      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
8.      Pembuangan sampah di sembarang tempat.
9.      Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
10.  Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Lingkungan yang terdapat didunia industri juga sangat memperhatinkan, pabrik-pabrik di Indonesia bahkan didunia juga banyak yang tidak mempedulikan standarisasi pembuangan limbah. Banyak pabrik-pabrik yang tidak peduli terhadap lingkungan disekitar pabrik itu sendiri. Seperti yang kita lihat bahwa banyak pabrik yang membuang limbahnya ke sungai-sungai, yang sungai-sungai tersebut banyak dimanfaatkan oleh makhluk hidup baik binatang maupun manusia, sehingga jika menggunakan air dalam sungai tersebut dapat menyababkan penyakit yang tak terduga.
Seharusnya pihak pabrik bisa memaksimalkal limbah yang terbuang itu agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Seperti yang pernah ada bahwa jika ada pengecekan terhadap lingkungan pabrik ternyata sudah terdengar oleh pihak pabrik jadi pihak pabrik menutup pembuangan limbah kesekitar sungai, jika sudah selesai pengecekan limbahnya dibuang kesungai lagi.
            Mari kita jaga kelestarian lingkungan dengan menanam pohon, buang sampah pada tempatnya, agar generasi berikutnya bisa merasakan dampak yang baik bagi kehidupan.
Dunia kerja salah satunya didunia industri salah satu jenis bahan bakar fosil yang saat ini banyak digunakan untuk memasok kebutuhan listrik dan industri adalah batubara. Satu sisi, peran batubara sebagai sumber energi untuk mendukung proses industrilalisasi hingga saat ini belum akan dapat digantikan oleh sumber energi lainnya. Namun di sisi lain, pembakaran batubara yang terus meningkat dari waktu ke waktu juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pelepasan polutan gas-gas asam dari pembakaran batubara yang dapat memicu muncunya hujan asam yang berdampak terhadap kelestarian lingkungan.
Lingkungan, gas-gas asam yang dikeluarkan melalui cerobong akan tersebar dan berubah menjadi asam yang terlarut dalam air hujan sehingga menimbulkan hujan asam pada kawasan yang sangat luas. Asam yang terbawa oleh air hujan tersebut dapat memunculkan berbagai macam gangguan terhadap lingkungan, seperti kerusakan hutan, ketandusan tanah, kematian ekosistem air, dan kerusakan konstruksi. Oleh sebab itu, perlu upaya serius mencari solusi agar pemanfaatan batubara untuk memenuhi kebutuhan energi penduduk bumi dilakukan secara bijak sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kelestarian Iingkungan hidup manusia.
Sedangkan didunia air atau di laut, Konversi hutan mangrove semakin menipis dan mengalami kerusakan. Kendatipun konversi tersebut dapat menciptakun lapangan kerja dan perubahan pendapatan masyarakat sekitar, namun secara jangka panjang Maya konservasi tidak sebanding dengan keuntungan sesaat yang diperoleh masyarakat. Degradasi kualitas lingkungan dan mesa depan biota lout dapat membahayakan masa depan manusia. Sehingga untuk menjaga ekosistem mangrove sesuai dengan falsafah suistainable development perlu upaya pengendalian dan konservasi sejak dini oleh masyarakat maupun pemerintah.
 
Referensi
Akhadi Mukhlis, Kerusakan Lingkungan Akibat Hujan Asam, Edisi No.2/Vol.2/May 2009, Cengkareng.
Sugiharto, Dampak Konvensi Hutan Magrove Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan Hidup, Edisi No. 1 / Vol.3 / February 2005, Penerbit Universitas Dharmawangsa, Medan.