Lingkungan Bersih untuk Masa Depan
Kehidupan manusia
didunia tidak dapat berpisah dengan lingkungannya. Lingkungan itu sendiri
terdiri dari lingkungan terhadap alam maupun lingkungan terhadap manusia
sendiri atau sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya lingkungan terlebih
lingkungan terhadap alam. Lingkungan terhadap alam itu sendiri dapat memberika
kita berbagaimacam manfaat baik itu untuk tubuh kita sendiri tapi juga dapat
menyebabkan penyakit bagi tubuh kita. Lingkungan dapat diartikan dengan segala
sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan
biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara,
meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada
di sekitar.
Seperti yang telah tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1997, yang
berbunyi “lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya”. Oleh karena itu kita sebagai makhluk hidup yang paling pintar
semestinya dapat menjaga kebersihan lingkungan yang terdapat disekitar kita.
Lingkungan yang baik
adalah lingkungan yang terjaga dan terawat kebersihannya, langkah awal bagi
kita secara pribadi itu menjaga lingkungan yaitu dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan, karena sampah yang menumpuk akan menyebabkan banjir serta
menumbuhkan bibit penyakit yang akhirnya dampaknya akan kita rasakan juga.
Masalah banjir belum lama ini kita pasti mendengar kata-kata “Jakarta
Tenggelam”, apa yang menyebabkan Jakarta bisa tenggelam, itu karena ulah
manusia sendiri jangan kita salahkan alam atau tuhan. Manusia yang membuat
masalah dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara terus menerus
tanpa adanya penanaman kembali, itu lah yang menyebabkan Jakarta teredam dan
penyakit menyebarluas.
Manusia sangat berperan
penting dalam menentukan kelestarian lingkungan. Manusia yang merupakan makhluk
ciptaan tuhan yang sempurna, pintar, cerdas yang dapat membuat apa saja sesuai
dengan jaman yang telah berubah ini. Tetapi seringkali manusia tidak memikir
tentang masa depan yang akan dihadapinya atau dihadapi oleh kehidupan generasi
berikutnya. Banyak kemajuan yang telah dilakukan oleh manusia yang membawa
dampak buruk terhadap kelestarian lingkungan.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup
karena faktor manusia, antara lain:
1. Terjadinya pencemaran
(pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan
industri.
2. Terjadinya banjir,
sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam
menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3. Terjadinya tanah
longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.Beberapa ulah manusia yang
baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan
lingkungan hidup antara lain:
4. Penebangan hutan secara
liar (penggundulan hutan).
5. Perburuan liar yang
menyebabkan satwa-satwa dihutan punah.
6. Merusak hutan bakau yang
memicu terjadinya abrasi laut.
7. Penimbunan rawa-rawa
untuk pemukiman.
8. Pembuangan sampah di
sembarang tempat.
9. Bangunan liar di daerah
aliran sungai (DAS).
10. Pemanfaatan sumber daya
alam secara berlebihan di luar batas.
Lingkungan yang terdapat didunia industri juga
sangat memperhatinkan, pabrik-pabrik di Indonesia bahkan didunia juga banyak
yang tidak mempedulikan standarisasi pembuangan limbah. Banyak pabrik-pabrik
yang tidak peduli terhadap lingkungan disekitar pabrik itu sendiri. Seperti
yang kita lihat bahwa banyak pabrik yang membuang limbahnya ke sungai-sungai,
yang sungai-sungai tersebut banyak dimanfaatkan oleh makhluk hidup baik
binatang maupun manusia, sehingga jika menggunakan air dalam sungai tersebut
dapat menyababkan penyakit yang tak terduga.
Seharusnya pihak pabrik bisa memaksimalkal
limbah yang terbuang itu agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Seperti yang
pernah ada bahwa jika ada pengecekan terhadap lingkungan pabrik ternyata sudah terdengar
oleh pihak pabrik jadi pihak pabrik menutup pembuangan limbah kesekitar sungai,
jika sudah selesai pengecekan limbahnya dibuang kesungai lagi.
Mari kita jaga kelestarian
lingkungan dengan menanam pohon, buang sampah pada tempatnya, agar generasi
berikutnya bisa merasakan dampak yang baik bagi kehidupan.
Dunia kerja salah satunya didunia industri
salah satu jenis bahan bakar fosil yang saat ini banyak digunakan untuk memasok
kebutuhan listrik dan industri adalah batubara. Satu sisi, peran batubara
sebagai sumber energi untuk mendukung proses industrilalisasi hingga saat ini
belum akan dapat digantikan oleh sumber energi lainnya. Namun di sisi lain,
pembakaran batubara yang terus meningkat dari waktu ke waktu juga menimbulkan
berbagai masalah lingkungan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah
pelepasan polutan gas-gas asam dari pembakaran batubara yang dapat memicu
muncunya hujan asam yang berdampak terhadap kelestarian lingkungan.
Lingkungan, gas-gas asam yang
dikeluarkan melalui cerobong akan tersebar dan berubah menjadi asam yang
terlarut dalam air hujan sehingga menimbulkan hujan asam pada kawasan yang
sangat luas. Asam yang terbawa oleh air hujan tersebut dapat memunculkan
berbagai macam gangguan terhadap lingkungan, seperti kerusakan hutan, ketandusan
tanah, kematian ekosistem air, dan kerusakan konstruksi. Oleh sebab itu, perlu
upaya serius mencari solusi agar pemanfaatan batubara untuk memenuhi kebutuhan
energi penduduk bumi dilakukan secara bijak sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kelestarian Iingkungan hidup manusia.
Sedangkan
didunia air atau di laut, Konversi hutan mangrove semakin menipis dan mengalami
kerusakan. Kendatipun konversi tersebut dapat menciptakun lapangan kerja dan perubahan
pendapatan masyarakat sekitar, namun secara jangka panjang Maya konservasi
tidak sebanding dengan keuntungan sesaat yang diperoleh masyarakat. Degradasi
kualitas lingkungan dan mesa depan biota lout dapat membahayakan masa depan
manusia. Sehingga untuk menjaga ekosistem mangrove sesuai dengan falsafah
suistainable development perlu upaya pengendalian dan konservasi sejak dini
oleh masyarakat maupun pemerintah.
Referensi
Akhadi Mukhlis, Kerusakan Lingkungan Akibat Hujan Asam, Edisi No.2/Vol.2/May
2009, Cengkareng.
Sugiharto, Dampak Konvensi Hutan Magrove
Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan Hidup, Edisi No. 1 / Vol.3 / February 2005, Penerbit
Universitas Dharmawangsa, Medan.